Selasa, 13 Mei 2014

Manusia sebagai Imago Dei (Contoh)

Gambar [Ibrani, tselem] atau akal budi, akal sehat, norma-norma, kebebasan moral, dan lain-lain. Rupa [Ibrani, demut] atau sesuai asli, sama seperti aslinya. Kata bahasa Ibrani dalam Alkitab, tentang penciptaaan manusia, digunakan istilah bara [menciptakan atau ciptakan sesuatu yang khas dan tidak sama dengan siapa dan apa pun], bermakna hasil buatan yang lengkap, utuh, serta sempurna sehingga tidak perlu dirubah atau dibentuk ulang. Artinya, sesuai kesaksian Alkitab, jika TUHAN Allah menciptakan alam semesta dan isinya hanya dengan berfirman, namun manusia melalui cara yang berbeda; sebagai bara Elohiym [Ibrani] atau ciptaan Allah, manusia mempunyai aspek yang berbeda dengan apapun dan siapapun. 


Karena sebagai gambar dan rupa-Nya, maka manusia harus diciptakan melalui suatu proses, pertimbangan, bahkan sedetail mungkin. Oleh sebab itu, sebelum penciptaan manusia, ada dialog antara para Ilahi yang berujung pada suatu keputusan tepat mengenai bentuk dan hakekat manusia.
Kemudian, TUHAN Allah membentuk pra-manusia dari debu tanah [jadi bukan keturunan kera atau hasil evolusinya]; setelah pra-manusia terbentuk, Ia menghembuskan nafas hidup melalui lubang hidung pra-manusia tersebut; karena nafas hidup dari TUHAN Allah maka pra-manusia menjadi makhluk hidup yang disebut manusia.

Manusia adalah rupa dan gambar TUHAN Allah atau Imago Dei. Sebagai Imago Dei, manusia, mempunyai kekhasan, misalnya, berbeda dari makhluk-makhluk lain; manusia adalah satu-satu makhluk hidup yang mempunyai hubungan dengan-Nya; manusia sebagai mitra kerja TUHAN Allah untuk menatalayani dunia; manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab penuh terhadap pengelolaan hidupnya kepada TUHAN Allah.

Kebebasan tersebut, selalu dikaitkan dengan kebebasan yang bertanggungjawab terhadap Penciptanya, yaitu TUHAN Allah. Manusia sebagai Imago Dei, menurut Martin Luther, bermakna ia memiliki tabiat [harusnya selalu tetap dimiliki] taat kepada TUHAN Allah; sejak semula manusia adalah makhluk yang berakal dan serupa dengan TUHAN Allah. Manusia memiliki pengetahuan tentang TUHAN Allah, kebenaran, dan kekudusan.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, gambar dan rupa tersebut menjadi hilang; menurut Yohanes Calvin, gambar TUHAN Allah merupakan hakekat manusia yang tidak dapat berubah [hakekat manusia yang tidak dapat berubah ialah akal, kehendak, dan kepribadian], sedangkan rupa adalah sifat sifat manusia yang dapat berubah.


Di samping sebagai Imago Dei, atau Citra Allah, di Taman Eden, TUHAN Allah melengkapi manusia dengan berbagai hal, antara lain, [Lihat Kejadian 2:8-25];

Kelengkapan hidup dan kehidupan serta mandat tersebut, merupakan suatu hak mutlak yang TUHAN Allah berikan kepada manusia. Ia juga menempatkan manusia dan semua makhluk hidup pada situasi dan lingkungan yang tertata dengan baik; belum tersentuh dengan polusi apa pun.
Semuanya itu, sekali lagi membuktikan bahwa adanya pemeliharaan TUHAN Allah kepada semua ciptaan, makhluk yang hidup maupun mati.

Dari antara semua ciptaan tersebut, manusia merupakan ciptaan yang paling sempurna. Manusia seringkali disebut juga mahkota ciptaan, karena mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan dengan segala sesuatu yang ada di alam semesta; dan tidak ada satu makhlukpun bisa dibandingkan dengan manusia.

KEBUTUHAN MANUSIA
  • Adanya kelengkapan kebutuhan dasar hidup dan kehidupan manusia [makanan, miuman, pakaian, tempat tinggal]
  • Pekerjaan atau bekerja [memberi nama dan menata ciptaan; mengelola dan menata flora dan fauna]
  • Aktualisasi atau percaya diri
  • Rasa Aman, hidup tanpa rasa takut kepada siapapun
  • Kasih Sayang, adanya perbedaan gender, antara laki-laki dan perempuan agar mereka saling mengasihi dan dikasihi, menghor-mati, menolong, dan lain lain
  • Mempunyai hubungan dan berdialog dengan TUHAN Allah atau berhubu-ngan dengan Tuhan TUHAN Allah
HAK ASASI MANUSIA
  • Hak untuk memperoleh kehidupan layak dengan adanya makanan-minuman, tempat tinggal, pakaian
  • Hak untuk memperoleh pekerjaan
  • Hak untuk mengaktualisasi diri, serta bebas mengungkapkan pendapat
  • Hak untuk memiliki rasa aman
  • Hak beragama dengan bebas serta aman, tidak diganggu oleh siapapun
MANDAT YANG TUHAN ALLAH BERIKAN KEPADA MANUSIA
  • Mandat meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya
  • Mandat  untuk memperjuangkan HAM
  • Mandat untuk menggunakan, menge-lola mengembangkan hasil ciptaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar